Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Memanfaatkan limbah Organik Menjadi Listrik




siaranid-Prestasi mahasiswa di Indonesia sekarang ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak para mahasiswa kini berlomba-lomba dalam melakukan penelitian terhadap suatu objek hingga akhirnya menjadi suatu penemuan yang berguna bagi masyarakat banyak.

 Diantaranya mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menyulap limbah organik menjadi listrik. Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian telah berhasil memanfaatkan limbah bayam, kulit pisang dan kulit jeruk sebagai penghasil listrik dengan menggunakan teknologi MFC (Microbial Fuel Cell).

"Microbial Fuel Cell atau MCF adalah salah satu teknologi yang mengonversi energi biomassa dari limbah organik menjadi listrik berbasis aktivitas mikroba," kata Elviliana, Ketua Tim Penelitian di Universitas Brawijaya Malang.
Dikatakan oleh Elviliana, Indonesia yang kaya akan sayur dan buah-buahan, tetapi limbahnya masih belum terolah secara optimal. Padahal, sejatinya limbah tersebut masih mengandung potensi yang dapat dimanfaatkan.

"Dari ketiga sampel yakni bayam, kulit jeruk dan kulit pisang yang kita uji, terbukti limbah kulit pisang yang paling berpotensi. Ini disebabkan hasil tegangan dan arus listriknya yang lebih stabil, tidak mengalami penurunan yang signifikan sehingga sangat berpotensi untuk mengatasi masalah energi," katanya menjelaskan.

Selain itu, keuntungan dari teknologi ini adalah sifatnya yang direct conversion sehingga lebih praktis dan efisien. Teknologi MFC ini sangat praktis, Berbeda dengan teknologi lain yang relatif lebih mahal serta rumit prosesnya karena hanya memasukkan limbah organik yang telah di pretreatment ke dalam reaktor dan listrik pun tercipta.
"Pretreatment yang kita lakukan pun sederhana karena hanya menghaluskan limbah tersebut menggunakan penggiling rumah tangga biasa. Kita bahkan juga tidak menambahkan bahan apapun ke dalam reaktor sehingga murni memanfaatkan aktivitas mikroba limbah itu sendiri. Jadi penelitian kami ini selain mampu mengatasi kebutuhan energi juga sekaligus menanggulangi limbah," jelasnya.
Kemudian, Elviliana juga mengatakan bahwa kebutuhan energi yang semakin meningkat setiap tahun menjadi salah satu masalah yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurut data BPPT 2016, selama kurun waktu 2014-2050 kebutuhan energi listrik Indonesia diprediksi tumbuh dengan rata-rata 5,3 persen per tahun.

Sementara itu, cadangan energi fosil yang ada di Indonesia yang semakin berkurang dan sulitnya akses masyarat di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan adalah merupakan beberapa permasalahan yang harus dihadapi pada sektor energi.
Dibawah bimbingan Sri Suhartini, Elviliana bersama Chrisma Virginia dan Oddy South Lolo Toding mencoba memberikan alternatif dengan pemanfaatan terhadap barang yang sebelumnya  tidak pernah dilirik . Padahal sampah itu sejatinya dapat menjadi sumber energi alternatif.
"Di sisi lain, sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan tanaman organik seperti bayam, pisang dan jeruk, yang belum banyak dimanfaatkan," urainya.
Berbagai penemuan para mahasiswa tersebut bukan hanya memberikan dampak dan manfaat besar pada pemanfaatan eneri yang dapat digunakan masyarakat Indonesia. Tetapi jika dikembangkan lebih baik lagi. Maka tidak menutup kemungkinan dapat membantu meningkatkan perekonomian rakyat Indonesia.

Komentar

Postingan Populer