Asah Keislaman Pelajar di Jawa Barat Program Ala Dedi Mulyadi






Dilihat dari sejarah penyebaran agama islam di jawa barat. Islam dan Jawa Barat sudah tidak diragukan lagi kekentalannya. Karenanya tidak heran jika banyak program yang dicanangkan di daerah berpendudukan terbesar di pulau jawa ini.
Selama memimpin Kabupaten Purwakarta dua periode Tangan dingin Dedi Mulyaddianggap berhasil membawa wilayah tersebut lebih berkarakter. Sejak saat itu, banyak terobosan yang digulirkannya. Bahkan, ide kreatifnya kerap berbuah kebijakan brilian di berbagai sektor.
 
Salah satunya di sektor pendidikan. Pria nyentrik berperawakan kecil ini sukses pada masa kemimpinannya dulu, membuat beberapa kebijakan baru yang mungkin tak pernah ada di daerah lain. Sehingga, sektor pendidikan di Purwakarta cenderung terlihat lebih berkarakter.

Sebut saja salah satunya, kebijakan mengenai tambahan pelajaran agama bagi pelajar. Dalam kebijakan tersebut, bagi para pelajar yang muslim di berbagai tingkatan diwajibkan untuk belajar mengenai pendalaman kitab kuning. Serta, diharuskan memperdalam baca tulis kitab suci sesuai keyakinan masing-masing di setiap sekolahnya.
Ternyata, Dedi pun berencana membawa program pendidikan kulturnya itu ke tingkat Jawa Barat. Penerapan program tersebut bukan tanpa alasan. Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu memandang, pelajaran kitab kuning di sekolah formal sangat dibutuhkan untuk pendalaman khazanah keislaman para pelajar.
"Di Purwakarta, program ini sudah berjalan," ujar Dedi di Purwakarta.
Beliau menjelaskan teknisnya. Menurut dia , sebelum jam pelajaran yang termaktub dalam kurikulum dimulai, terlebih dahulu diberikan pendalaman Kitab Alquran dan kitab kuning bagi pelajar muslim. Untuk non muslim, juga ada program mendalami kitab agamanya masing-masing.
Sebagai kader Nahdlatul Ulama, Dedi Mulyadi sangat memahami bahwa dalam kitab kuning terdapat narasi ajaran tentang ibadah dan mu’amalah. Selain itu, tata kelola perniagaan, etika dan maqaasidusy syari’ah (maksud substansi dasar syari’at) juga tercantum secara jelas dan gamblang di buku kuning.
"Kitab kuning ini salah satu sumber pengetahuan dalam Islam. Ini sarana pembentukan karakter dalam berbagai aspeknya. Saya kira karakter atau akhlak itu kan puncak ajaran Islam. Makanya, pendalaman kitab kuning menjadi penting,” jelas Dedi.
Berdasarkan berbagai aspek pengajaran yang terkandung di kitab kuning tersebut, maka menurut Dedi, pelajar di Jawa Barat akan dihadirkan pada pemahaman holistik keagamaan lebih mendalam. Sehingga, pengetahuan yang mereka dapat tidak hanya sepotong-sepotong. Implikasinya, tercipta kearifan memahami perbedaan dalam diri pelajar muslim Jawa Barat.
“Nanti pemahaman keislaman pelajar muslim Jawa Barat tidak sepotong-sepotong. Mereka memahami setiap tema yang tersaji secara holistik. Perbedaan pendapat akan menjadi hal biasa bagi mereka,” tambah dia.
Dengan semakin banyaknya siswa yang memahami ilmu keagamaan, maka bukan tidak mungkin akan menciptakan anak bangsa yang bukan hanya pintar dan cerdas dalam akademik tetapi menghasilkan pribadi yang arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan.

Komentar

Postingan Populer